Pages

Sunday 11 August 2013

Lomba Flash Fiction

Saya ingin membagi THR tapi bentuknya bukan uang. Mau? Gratis novel terbaru saya "Kami & Panggung Mimpi" untuk 15 orang yang beruntung. Caranya mudah. Buatlah Flash Fiction dengan tema "Ramadhan", berisi pengalaman yang sedih atau menyenangkan (minimal 250 kata). Tulisan bisa dikirim dengan tag tulisan (blog, note fb) di wall/twitter @edytamala. Gampang kan? 
Bagi yang belum tahu apa itu 'Flash Fiction', bisa membaca note Maulana Firdaus
THR ini berlaku sampai tanggal 15 September 2013. Hoaaaammmm.. zzzzzzzzz....


Ini Flash Fiction dari Maulana:

apa yang berkesan dari sebuah ramadhan?

duh, petang ini otakku beku, padahal tulisan ini harus menarik, karena sedang dilombakan dalam kompetisi Flash Fiction Ramadhan yang diadakan oleh sahabatku, Rosy Edyta. mana tahu aku bisa juara satu lalu diberi nomer kimcil kesayangannya hahaha..

semilir angin dari kaki Rinjani tengah menghambat peredaran imajinasi dalam kepalaku, akibat seharian terpapar hawa gunung, aku tak bisa merangkai sebuah fiksi indah seperti episode daydreaming kemarin, maka satu-satunya jalan yang dapat kutempuh adalah menuliskan kembali apa yang benar-benar terjadi dalam ramadhan yang sudah-sudah.

* * *

percaya atau tidak, ramadhan punya seribu kisah, layaknya ia merahasiakan seribu berkah dalam malam seribu bulan. jika diuraikan satu-persatu mungkin bisa jadi satu novel sendiri. hei, jangan mulai menghitung jumlah kata dulu! kisahku belum berlangsung!

* * *

Ramadhan lalu, aku jadi seorang ayah!!
well, seingatku waktu itu jam 5.20.. aku menunggangi Mio hitam milik Deno dengan kecepatan gila-gilaan. sebentar lagi buka puasa. konyolnya, mendahulukan berbuka rasanya lebih utama daripada mendahulukan keutuhan nyawa sendiri. berkali-kali speedometer menunjuk angka 90km/jam, kecepatan 'cari mati' untuk ukuran jalan Wonosari menuju Jogja. aku hanya tak cukup peduli.

tiba-tiba aku tersadar, ada seorang gadis kecil tengah berpegangan erat pada punggung bajuku. aku menengok sebentar, tampak ekspresinya memendam ketakutan hahaha. tapi apa boleh buat, perutku keroncongan. pun perut si gadis kecil itu juga pasti menderita akan hal yang sama. maka aku mengacuhkan ekspresi tertekan itu, kami melesat menuju tukang sate madura terdekat.

"Pak, ayam empat" seruku pada penjual sate. bapak itu mengangguk tanda mengerti.

"hehe maaf ya, tadi Mas Daus ngebut" aku berpaling pada gadis kecil yang sedari tadi mengekor langkahku, matanya lebih kuatir dari seorang presiden yang hendak ditembaki sniper. aku tahu, dalam hatinya gadis kecil ini belum sepenuhnya mempercayaiku. ini pertama kali aku mengajaknya 'jalan-jalan' keluar dari asrama. bayangin aja kamu baru kenal seorang cowok terus diajak keluar dan langsung kebut-kebutan dijalan hahaha apa nggak pengen nangis aja bawaannya.

tapi ia hanya mengangguk menanggapi permintaan maafku, aku jadi harus berimprovisasi dengan lusinan basa-basi untuk menjaga agar moodnya tidak drop. tapi nasib berkata lain. saat kuraba saku celanaku, hanya ada selembar lima ribuan disitu. 

"kampret!" pikirku. 

"sejak kapan aku jadi sekere ini?" hahaha rupanya saku celanaku ada yang bolong, jadi sepanjang ngebut tadi tanpa sengaja aku bagi-bagi duit ke orang-orang di pinggir jalan. yasudah, tapi aku pesan sate empat bungkus! itu nggak akan murah!

"eh, ikut mas Daus sebentar yuk, cari Es" duh aku terpaksa mengibul di bulan puasa, semata-mata supaya punya alesan selain "duitnya abis" hahaha hina banget, tapi itu benar-benar kejadian.

maka lagi-lagi aku, si Mio, dan gadis kecilku melesat kearah kota gede. kuparkir ia baik-baik didepan kontrakan, lalu mengobrak-abrik kamarku semata-mata demi menemukan amplop coklat berisi sisa honor asisten praktikumku. ketemu! selembar limapuluh ribuan langsung menjadi last-line-of-defense, harapan terakhirku hahaha yuk, bayar satenya.

aku hampir menarik gas motor untuk ngebut lagi, tapi seseorang yang kukenal lewat didepan kontraan. Mas Yakhob yang kayaknya mau buber di mesjid sekitar komplek.

"Halo Daus, hayuk, takjilan!" ajaknya

"duh, mas aku uda janji mau buka di tempat lain" sahutku.

"hoo, okeh. lah itu siapa?" mas Yakhob menanyakan identitas gadis kecil yang sedari tadi kubawa kesana kemari. aku menoleh kearahnya.

"dek, ada yang ngajak kenalan tuh" kataku padanya. malu-malu ia mengulurkan tangannya kepada mas Yakhob.

"Puji Lestari" hanya itu yang meluncur dari kedua bibirnya.

"Yakhob.. ini adeknya Daus?" tanya mas Yakhob. si gadis kecil bingung, ia berpaling padaku.

"anaknya Yorsi" jawabku sambil tersenyum "satunya uda di tempat emaknya"

"oh" mas Yakhob tampak maklum dan mengerti maksudku. "Yaudah aku berangkat dulu ya"

"Yoo"

dan tahu-tahu aku udah nyampe lagi di tempat jualan sate. dengan bangga kutunjukkan selembar 50ribuan terakhir milikku. dan aku cengar-cengir sendiri ketika kembaliannya nggak seberapa. yaudah, sekarang jam 5.50 lebih, let's just.. BRRRRUUUUUMMMMM!!

udah lewat adzan, dan kami baru sampe. langsung saja si sate tadi menjadi korban keganasan perut-perut lapar kami. hmm aku, Yorsi, dan dua orang gadis kecilku.. dua?

hahaha iya, mereka kembar sial (ups..) maksudnya sama-sama disekolahin Yorsi di ponpes Ibnul Qoyyim. si Puji dan Tumini baru aja mau masuk sekolah, jadi segala kebutuhannya harus disiapin. dan sebelum pada akhirnya masuk sekolah, mereka disempetin dulu untuk kenalan sama orang-orang di organisasi kami, yang ngurusin administrasi sekolah mereka. semacam emak dan bapanya lah gitu, meskipun secara ofisial mereka juga punya emak dan bapak asli, di Merapi sana. Yup, kami istilahnya mengadopsi mereka berdua untuk disekolahin di jogja.

masih malu-malu, mereka berbuka puasa dengan kami. jangankan mau ambil lauk, menatap sepiring nasi dihadapan mereka pun masih ragu-ragu. ini nih beneran makanan gratis apa kudu mbayar? hahaha pokoknya awkward moment banget dah. emang sih ya, kalo urusan makan mungkin cuma aku aja yang bakal langsung maruk mode on meskipun sama orang yang baru aku kenal. makanya salah satu software ramalan yang pernah aku mainin tulisannya "kamu bakal mati diracun orang" hahaha whatever la.

tapi cerita serunya sebenarnya bukan disitu.

pas masak sahur, aku harus jadi seorang ayah yang superhero!! hahaha

jadi hari itu setelah berbuka, kami juga niat sahur bareng anak-anak. jadi sejak jam 2an gitu udah mulai ngeDJ a.k.a cuci piring. dan tugas hina itu diserahkan padaku! well, sebenarnya nggak hina-hina amat sih. cuman kata dokter, kalo sering cuci piring tidak baik untuk pertumbuhan tulang dan gigi hahaha dasar akunya aja yang males. tapi pas akunya lagi sok asik ngeDJ, terjadilah itu..

gatau kenapa Yorsi lagi menggoreng nugget kalo nggak sala, terus tiba-tiba aja se-teflon itu kelahap api.. jadi kayak 'cooking stunt' (semacam akrobat dalam seni memasak) gitu, tau kan, kalo misalnya bikin panggang pisang terus permukaan teflon-nya dikasih sedikit rum ato sebangsa alkohol lainnya maka akan muncul efek api diatas teflonnya selama beberapa detik, konon biar masaknya rata dan rasanya jadi khas gitu, tapi yang ini mah.. minyak di teflonnya kebakar beneran!!

lalala Yorsi ngacir sementara aku bengong, eh bukan, mikir deng hahaha!!

menatap api segede itu aku langsung masuk Scherlock Mode, membayangkan apa yang terjadi seandainya melakukan suatu tindakan. pertama, aku bisa aja ngambil segayung air, tapi itu tidak akan menyelesaikan masalah, karena api segede itu butuh kira-kira seember air untuk dapat memadamkannya. nah, tapi kalo aku ambil air segitu banyak, dua hal yang sama buruk dapat terjadi:

-satu: kompor dibawahnya bakal rusak karena kena air, padahal mana tau besok-besok masih dipake masak. dan lagi yang bermasalah si teflonnya, bukan kompornya.

-dua: karena panas tinggi disertai pendinginan mendadak, sesuatu yang sedang digoreng, apapun itu akan berubah jadi lumpur yang sangat lengket, ujung-ujungnya si teplon bakal nyisain kerak apalah namanya itu..

seperlimapuluh detik, aku berusaha mencari solusi lainnya, keingetlah aku pernah juga bantuin seseorang yang kompornya meledak, waktu itu yang digunakan adalah..

aktivasi mode pemadam kebakaran!
aku memindahkan teflon ke lantai basah, cesss.. suara mendesis terdengar sementara apinya masih menyala, menari-nari gitu hahaha aku baru tau kalo ada api bisa joget-joget ya waktu itu. aku bergegas keluar, mencari tanah gembur, mengambil seperlunya lalu..

BUFF!! kulempar begitu saja kearah si teflon, dua kali.. sejenak apinya membesar, lalu padam sama sekali.. 

huff legaaaa.. kejadian tadi kalo disiarkan secara live mungkin berlangsung sekitar tujuh sampai sepuluh detik aja, tapi tegangnya ampun-ampun! kebayang kan kalo sampe kena rumah.. mana di sebelah ada ayam sekandang lagi lalala kita bisa dapat ayam bakar gratis, cuma agak gosong aja hahaha..

tapi akhirnya kita tetep sahur, dan nugget tetep kemakan,.

alhamdulillah, anak-anak kami bisa makan (padahal yang njatah paling banyak bapaknya hahahaha)

* * *

tapi nih ya, kalo diinget-inget lagi. waktu ngambil tanah itu, kan aku nyari yang rada gembur tuh. biar cepat ngeruknya. jadi ga mungkin pake tanah jalanan yang keras. maka, tanah gembur itu bisa aku dapatkan dari.

eng ing eng!! DIBAWAH KANDANG AYAM!! hahaha.. surprise, madafaka!! hahaha

jadi sebenarnya, mulai saat itu siapapun yang masak pake teflonnya Yorsi sebenarnya turut menikmati protein dan gizi dari eek ayam yang berjasa memadamkan kebakaran waktu itu.. huahuahuahuaa.. silakan hueekk-hueekk-nya yang sopan ya hwkwkwkwkw..

gitu tuh, rasanya jadi ayah,. ada malesnya, ada serunya juga..
intinya sih kalo ga siap menghadapi hal-hal macam itu kusarankan mending gausa nikah aja dulu wakakak gimana nanti mau bertarung sama perampok, macam kisah pak mahrum (mantan tukang kebun SMANSA) yang dilipat, terus diikat, terus diceburin kamar mandi sama rampok hahaha apa nggak malu jadi laki?

kisahku kuakhiri disini.. 

dan jangan heran, meskipun dalam episode kali ini aku jadi seorang ayah, KTP tulisannya masih single kok.. jadi kalo ada yang minat ikut audisi calon mantu ibuku bisa langsung kirim email berisi CV plus TOEFL dan nilai tes baca Al-Qur'an kalian.. buruan ya, bulan depan syaratnya bakal dipersulit loh hahaha serius ini..

selamat beraktivitas, madafaka sekalian!


PS buat Rosy: 
kalo tulisan ini nggak menang, aku mau berenti jadi manajer Side Projects lalu bunuh diri.. 
kalo pun menang tapi nggak dapat nomer kimcil, aku juga mau berenti jadi manajer Side Projects dan mungkin juga bunuh diri hahahaha

(Maulana Firdaus - August 2013)

Friday 9 August 2013

Zembleho